Mengenal PBSI – Induk organisasi bulu tangkis di Indonesia adalah PBSI yang merupakan singkatan dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia. PBSI di bentuk melalui sejarah yang panjang. Kita akan mengulas sejarahnya dari awal munculnya permainan bulu tangkis hingga sampai di Indonesia.
Sejarah Singkat PBSI
Di bentuknya PBSI tidak terlepas dari sejarah munculnya bulu tangkis yang kemudian berkembang ke seluruh dunia. Di lansir dari buku Sarana Dan Prasarana Olahraga Bola Kecil yang di susun Muhammad Kharis Fajar, dkk, bulu tangkis pertama kali di mainkan di Inggris dengan alat berbentuk dayung atau tongkat (battledore). Cara bermainnya adalah mencegah kok tidak jatuh ke tanah.
Bulu tangkis yang juga disebut badminton pertama kali di publikasikan lewat majalah pada tahun 1854 di London. Pada zaman kolonial, Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Cina, Thailand. Baru pada tahun 1877 ada peraturan tentang badminton yang di buat klub Badminton Bath di London.
Permainan ini kemudian menyebar ke wilayah Malaysia, Singapura dan Indonesia sekitar tahun 1920. Sejak saat itulah para tokoh Indonesia berusaha menyatukan para penggemar badminton ini dalam suatu wadah.
Di lansir dari situs PBS, karena situasi saat itu sulit, maka komunikasi pun berjalan lambat. Para tokohnya, Sudirman dkk berkirim surat yang isinya mengajak untuk mengadakan kongres. Proses ini berjalan seiring terbentuknya Ikatan Sport Indonesia tahun 1938 dan Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) pada tahun 1946.
Bulu tangkis sudah masuk menjadi cabang olahraga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo pada tahun 1948. Baru tiga tahun kemudian, tepatnya 5 Mei 1951, Sudirman dan para tokoh mengadakan pertemuan di Bandung dan lahirlah PBSI.
Pertemuan itu juga membentuk kepengurusan – Mengenal PBSI
Sebagai ketua umum adalah A. Rochdi Partaatmadja, Ketua I Soedirman, Ketua II Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I Amir, Sekretaris II E. Soemantri, Bendahara I Rachim, dan Bendahara II Liem Soei Liong.
Indonesia resmi menjadi anggota International Badminton Federation (IBF) pada tahun 1954. IBF berganti nama menjadi Badminton World Federation (BWF) setelah di selenggarakan pertemuan di Madrid, Spanyol tahun 2006.
Kepengurusan PBSI itu kemudian berlanjut dengan membuat kepengurusan di daerah. Hingga akhir Agustus 1977, tercatat ada 26 Pengda di seluruh Indonesia, kecuali Provinsi Timor-Timur, dan sebanyak 224 Pengcab di tingkat kota dan kabupaten. Mengenal PBSI Saat itu jumlah perkumpulan anggota PBSI di perkirakan mencapai 2.000 perkumpulan.
Hingga kini, para atlet bulu tangkis Indonesia terus menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional, misalnya dalam Olimpiade. Di lansir dari hbgames, ada 8 atlet badminton Indonesia yang mampu meraih emas di Olimpiade, yaitu:
- Susy Susanti – Tunggal Putri di Olimpiade Barcelona 1992
- Alan Budikusuma – Tunggal Putra di Olimpiade Barcelona 1992
- Rexy Mainaky/Ricky Subagja – Ganda Putra di Olimpiade Atlanta 1996
- Tony Gunawan/Candra Wijaya – Ganda Putra di Olimpiade Sydney 2000
- Taufik Hidayat – Tunggal Putra di Olimpiade Athena 2004
- Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008
- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir – Ganda Campuran di Olimpiade Rio de Janeiro 2016
- Greysia Polii/Apriyani Rahayu – Ganda Putri di Olimpiade Tokyo 2020
Tugas dan Peran PBSI
Pendirian PBSI pun sekaligus menetapkan tugasnya. Adapun tugas utamanya ialah mewadahi kegiatan bulu tangkis di Indonesia. Di lansir dari penelitian Universitas Negeri Semarang, berikut ini ada 8 tugas pokok PBSI sesuai AD/ART.
- Mengembangkan dan membina olahraga bulu tangkis sebagai olahraga rakyat.
- Menghimpun seluruh masyarakat pegiat bulu tangkis dalam wadah organisasi PBSI.
- Memperkuat dan memperluas organisasi PBSI.
- Meningkatkan prestasi olahraga bulu tangkis mulai dari tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
- Menyelenggarakan kejuaraan, baik antar perkumpulan maupun perorangan secara berencana di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun internasional.
- Memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional serta kerja sama internasional melalui olahraga bulu tangkis.
- Meningkatkan hubungan kerja sama dengan KONI/KOI dan induk organisasi keolahragaan di Indonesia serta organisasi bulu tangkis Asia dan dunia.
- Upaya-upaya lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada.
Tugas pokok tersebut di lakukan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya, meningkatkan harkat dan martabat bangsa, meningkatkan mutu dan prestasi olahraga bulu tangkis Indonesia, serta memupuk persahabatan antar bangsa melalui olahraga bulu tangkis
Selain tujuan dan tugas pokok, PBSI juga memiliki peran penting dalam pengembangan bulu tangkis Indonesia, baik di dalam negeri maupun internasional. Di lansir dari penelitian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, PBSI juga berperan dalam mencetak prestasi gemilang.
Selain melakukan penjaringan dan pelatihan bibit unggul, PBSI juga membentuk yayasan di fungsikan oleh para atlet bersama organisasi bulu tangkis lainnya, termasuk induk bulu tangkis dunia BWF untuk mempromosikan bulu tangkis Indonesia. Hal ini di lakukan agar Indonesia dapat terus ikut serta dalam berbagai turnamen yang di selenggarakan oleh BWF maupun organisasi di bawah BWF.
Nah sekarang detikers sudah tahu bahwa Induk organisasi bulu tangkis di Indonesia adalah PBSI. Sejarahnya cukup panjang hingga kini mampu terus menunjukkan prestasi di tingkat dunia. Selain sejarah, kita jelaskan pula tugas pokok dan peran PBSI dalam perkembangan bulu tangkis Tanah Air.