Biografi adalah sebuah jenis karya sastra yang berisi riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Biasanya, istilah biografi akan sering di dengar dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), biografi adalah riwayat hidup (seseorang) yang di tulis oleh orang lain. Sementara itu, riwayat hidup yang di tulis oleh diri sendiri di sebut otobiografi.
Umumnya, biografi berisi cerita riwayat hidup seseorang yang bisa menjadi menjadi motivasi. Contohnya seperti tokoh-tokoh terkenal, orang sukses, atau orang yang telah berperan besar dalam suatu bidang yang menyangkut kehidupan banyak orang.
Tulisan biografi mencakup seluruh ruang lingkup kehidupan tokoh yang di ceritakan, mulai dari identitas pribadi, tempat kelahiran, informasi latar belakang pendidikan, riwayat pekerjaan, hubungan, kematian, dan lain sebagainya.
Karena mencakup informasi yang sangat detail, penulisan biografi tidak boleh di lakukan dengan asal-asalan. Di perlukan penelitian yang mendalam serta memastikan keakuratan data yang di cantumkan dalam tulisan biografi.
Untuk memahami lebih dalam mengenai biografi, perlu di ketahui beberapa hal, seperti ciri-ciri, struktur, kaidah kebahasaan, serta langkah-langkah membuatnya. Berikut ini penjelasannya yang telah di rangkum hbgames dari berbagai sumber, lengkap beserta contohnya:
Tulisan biografi memiliki ciri-ciri tertentu yang perlu di pahami. Ciri-ciri ini merupakan pembeda antara biografi dengan jenis tulisan lainnya.
Berikut ini beberapa ciri-ciri tulisan biografi:
1. Isi teks biografi menceritakan kisah atau perjalanan hidup seorang tokoh
2. Teks biografi dalam penulisannya menggunakan beberapa unsur kebahasaan seperti kata hubung, kata rujukan, kata kerja, waktu, aktivitas, dan tempat
3. Bisa di sajikan dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi
4. Teks biografi di sajikan mengikuti pola tertentu yang di dasarkan pada alur cerita khususnya alur maju, sudut pandang penceritaan, gaya penulisan, fokus penceritaan, dan penggunaan bahasa
5. Paragraf-paragraf dalam teks biografi di kembangkan secara deskriptif dan naratif
6. Umumnya di susun mengikuti struktur tertentu seperti orientasi, kejadian atau peristiwa penting, dan reorientasi
7. Karakter tokoh yang di bahas dalam teks biografi bisa di gambarkan secara langsung maupun tidak langsung
8. Pola pengembangan teks biografi bersifat kronologis dan runut
Struktur Tulisan Biografi
Setelah mengetahui ciri-ciri tulisan biografi, perlu juga di pahami struktur penyusunannya. Struktur biografi penting di ketahui sebagai acuan saat menulis sebuah biografi.
Berikut ini struktur tulisan biografi:
1. Orientasi atau Setting
Struktur pertama dan yang paling utama dalam sebuah teks biografi adalah orientasi. Bagian orientasi berisi gambaran awal tentang tokoh yang di gambarkan secara umum.
Umumnya, bagian ini berisi pengenalan secara jelas tentang tokoh utamanya, yang meliputi informasi dasar seperti informasi dasar identitas, nama orang tua, saudara, dan identitas pribadi lainnya. Orientasi harus di tulis dengan jelas agar pembaca dapat membaca biografi secara runtut.
2. Peristiwa dan Masalah
Struktur selanjutnya yang harus ada dalam sebuah teks biografi adalah peristiwa dan masalah. Peristiwa dan masalah adalah bagian yang mengawali dari sebuah naskah biografi.
Peristiwa dan masalah menjadi bagian penting yang menentukan seseorang layak menjadi tokoh dalam sebuah tulisan riwayat hidup. Isi dari peristiwa dan masalah bisa saja mengenai kondisi tersulit dari tokoh dan cara dia menghadapinya yang bisa menjadi motivasi bagi siapa saja.
3. Reorientasi
Reorientasi merupakan struktur terakhir dalam sebuah naskah biografi. Sifatnya opsional, boleh ada dan boleh juga tidak ada.
Umumnya, bagian reorientasi berisi pandangan atau opini penulis kepada tokoh yang di angkat kisah hidupnya.
Kaidah Kebahasaan Tulisan Biografi
Sebuah teks biografi harus di tulis secara runut dengan tetap memperhatikan kaidah kebahasaan. Berikut ini kaidah kebahasaan dari teks biografi:
– Menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal seperti ‘ia’, ‘dia’, ‘beliau’, dan ‘-nya’. Kata ganti ini biasanya di pakai secara bervariasi untuk penyebutan nama tokoh atau panggilan tokoh
– Menggunakan kata ganti penunjuk yang di pakai untuk menggantikan hal yang telah di sampaikan sebelumnya. Kata ganti penunjuk di tandai dengan kata ‘ini’ dan ‘itu’
– Penanda waktu berupa konjungsi seperti ‘sejak’ dan ‘ketika’
– Kata depan yang menunjukkan keterangan waktu seperti ‘pada’
– Penanda waktu berupa nomina seperti ‘nantinya’ atau ‘kelak’
Langkah-Langkah Menulis Teks Biografi
Menulis teks biografi perlu di lakukan dengan hati-hati dan teliti karena menyangkut informasi penting tentang kehidupan seseorang. Keakuratan data sangat perlu di perhatikan.
Ketika seseorang hendak menulis sebuah biografi, hendaknya memperhatikan langkah-langkahnya, mulai dari proses pencarian data, mengolah informasi, hingga menyajikan informasi.
Berikut ini langkah-langkah dalam menulis sebuah teks biografi:
1. Mengumpulkan informasi dasar tokoh yang akan di ceritakan, mulai nama, gelar, tempat tanggal lahir, nama orang tua, dan riwayat singkat sang tokoh.
2. Menggali data dan informasi yang berkaitan dengan sang tokoh dari berbagai sumber yang kredibel.
3. Memilah dan memilih data dan informasi yang di perlukan.
4. Mengolah semua data dan informasi yang di perlukan untuk menyusun teks biografi.
5. Merangkai semua informasi dengan kalimat yang runut dan bernalar, serta sesuai dengan kaidah kebahasaan dalam menyusun teks biografi.
6. Membangun abstrak teks biografi.
7. Mengembangkan abstrak teks biografi sesuai dengan struktur teks biografi dengan membangun bagian orientasi, mengurutkan semua peristiwa yang dialami sang tokoh, kemudian menuliskan pendapat penulis tentang sang tokoh yang di ceritakan.
Contoh Tulisan Biografi
Setelah mengetahui pengertian, ciri-ciri, struktur, serta kaidah kebahasaannya, perlu juga di ketahui contoh teks biografi. Contoh biografi bisa menjadi referensi, serta membantu seseorang lebih memahami struktur penulisan biografi.
Berikut ini beberapa contoh tulisan biografi yang bisa menjadi referensi:
Contoh 1: Biografi Presiden Joko Widodo
Orientasi:
Presiden Joko Widodo mulai di kenal sejak menjadi Wali Kota Surakarta (Solo). Kemudian karier politiknya di lanjutkan dengan menjadi Gubernur DKI Jakarta dan sekarang menjadi Presiden Republik Indonesia. Pria kelahiran 21 Juni 1961 ini merupakan Presiden Republik Indonesia ke-7. Menikah dengan Iriana di Solo pada 24 Desember 1986, ia memiliki tiga orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
Peristiwa penting:
Pendidikannya di awali dengan masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso di Solo. Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Setelah lulus SMP, ia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 6 Surakarta. Kemudian ia berkuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Berbagai penghargaan telah di raih oleh Jokowi hingga sekarang. Ia terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008” oleh Majalah Tempo. Selain itu, ia juga mendapat penghargaan internasional dari Kemitraan Pemerintahan Lokal Demokratis Asia Tenggara (Delgosea) atas keberhasilan Solo melakukan relokasi yang manusiawi dan pemberdayaan pedagang kaki lima.
Kemudian, pada tanggal 12 Agustus 2011, Jokowi juga mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama yang merupakan penghargaan tertinggi yang di berikan kepada warga negara sipil, untuk prestasinya sebagai kepala daerah mengabdikan diri kepada rakyat.
Pada Januari 2013, Joko Widodo juga di nobatkan sebagai wali kota terbaik ke-3 di dunia atas keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya. Bahkan, oleh KPK, ia di beri penghargaan atas keberaniannya melaporkan berbagai barang gratifikasi yang di terima.
Reorientasi:
Terpilih dalam Pemilu Presiden 2014, Jokowi kini menjadi Presiden Indonesia pertama sepanjang sejarah yang bukan berasal dari latar belakang elite politik atau militer Indonesia. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan kembali terpilih bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019.
Contoh 2: Biografi RA Kartini
Orientasi:
Raden Adjeng Kartini adalah pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Jepara, Hindia Belanda, pada tanggal 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Hindia Belanda, pada tanggal 17 September 1904 pada usia yang masih muda yaitu 25 tahun. Nama lainnya biasa di sebut dengan Raden Ayu Kartini. Tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari tanah Jawa ini di kenal sebagai pelopor kebangkitan wanita pribumi atau di sebut dengan feminisme.
Peristiwa penting:
Raden Ajeng Kartini merupakan seorang wanita yang berasal dari kelas bangsawan Jawa. Nama ayah Kartini adalah Ario Sosroningrat. Saat itu, Ario Sosroningrat adalah seorang patih yang di angkat menjadi bupati Jepara segera ketika Kartini lahir. Ibunda dari Kartini adalah putri dari istri pertama sang bangsawan, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, anak dari Kyai Haji Madirono dan Nyai Haji Siti Aminah. Keduanya adalah tokoh agama di Telukawur, Jepara. Silsilah Kartini bisa di telusuri hingga Hamengkubuwono VI. Lebih dari itu, Garis kebangsawanan Bupati Sosroningrat dapat di lacak kembali ke para bangsawan dari istana Kerajaan Majapahit. Sejak Pangeran Dangirin menjabat sebagai bupati di Surabaya pada abad ke-18, leluhur Sosroningrat menjabat banyak posisi berpengaruh di Pangreh Praja.
Ayah Kartini dulunya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan Hindia Belanda waktu itu mewajibkan seorang bupati agar beristrikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah tidak memiliki garis bangsawan tinggi, maka ayah Kartini menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan yang merupakan keturunan langsung dari Raja Madura. Setelah pernikahan itu, maka ayah Kartini berhasil menjadi bupati di Jepara. Menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan yang bernama R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak kelima dari sebelas bersaudara kandung dan tiri. Dari semua saudara sekandung, Kartini merupakan kakak perempuan tertua. Kakek dari Kartini yang bernama Pangeran Ario Tjondronegoro IV, di angkat menjadi bupati ketika usia 25 tahun dan terkenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati yang memberi pendidikan khas Barat kepada anak-anaknya. Kakak Kartini yang bernama Sosrokartono adalah seorang yang pandai dalam berbahasa. Sampai usia dua belas tahun, Kartini mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School). Salah satu pelajaran yang di pelajari oleh Kartini adalah bahasa Belanda. Tetapi setelah usia dua belas tahun, Kartini di larang meninggalkan rumah karena sudah bisa di pingit.
Karena Kartini fasih dalam Bahasa Belanda, maka di hari-hari pingitnya, ia mulai belajar sendiri dan mengirim surat kepada teman-teman korespondensinya yang berasal dari Belanda. Salah satu sahabatnya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari koran, buku-buku dan majalah Eropa, Kartini mulai tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa atau feminisme modern. Timbul cita-citanya untuk memajukan pemikiran perempuan pribumi, karena menurutnya, perempuan pribumi di era Hindia Belanda berada pada status sosial yang cukup rendah.
Pada tahun 1903 saat Kartini berusia sekitar 24 tahun, impian untuk meneruskan studi menjadi guru di tanah Betawi pun sudah sirna. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini berkata bahwa dirinya tidak berniat lagi untuk meneruskan studi karena ia sudah akan menikah. Padahal waktu itu pihak departemen pendidikan di Belanda sudah membuka peluang untuk Kartini dan Rukmini agar bisa belajar di Betawi.
Reorientasi:
Saat menjelang hari pernikahannya, penilaian Kartini terhadap nilai-nilai di adat Jawa mulai melunak dan menjadi lebih toleran. Ia berpendapat bahwa pernikahan akan memberikan berkah tersendiri agar bisa mewujudkan impian untuk mendirikan sekolah bagi para perempuan pribumi di era Hindia Belanda. Dalam suratnya, Kartini menceritakan bahwa suaminya tidak hanya mendukung keinginannya untuk memajukan ukiran khas Jepara dan sekolah bagi perempuan pribumi saja, tetapi juga menceritakan agar Kartini bisa menulis sebuah buku yang menarik.
Contoh 3: Biografi BJ Habibie
Orientasi:
BJ Habibie lahir pada 25 Juni 1936 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Presiden ketiga Indonesia ini memiliki nama lengkap Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Presiden RI ketujuh. Ibunda Habibie berasal dari Jawa, sedangkan ayahnya asal Pare-Pare. Beliau memiliki kecerdasan pada ilmu teknologi dan pengetahuan, terutama fisika, semenjak masih kecil.
Peristiwa penting:
Beliau kuliah Teknik Mesin di ITB atau Institut Teknologi Bandung selama enam bulan, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Jerman pada 1955 di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule. Kuliahnya di biayai ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo. Butuh waktu 10 tahun Habibie muda menuntaskan studi S-1 sampai S-3 di Aachen, Jerman. Tak seperti kebanyakan mahasiswa Indonesia yang memperoleh beasiswa ke luar negeri, selama kuliah S1 dan S2, yang membiayai kuliahnya adalah ibundanya, di mana ibu Habibie menjalankan usaha katering dan menyewa rumah di Bandung sebagai penghasilan untuk hidup dan membayar biaya kuliah Habibie.
Selama kuliah di Jerman, Habibie menekuni dan menggeluti bidang desain dan konstruksi pesawat terbang di Fakultas Teknik Mesin. Butuh waktu lima tahun untuk mengakhiri studi di Jerman, Habibie pun memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik dengan predikat terbaik atau summa cumlaude.
Reorientasi:
Setelah beliau menikahi teman semasa SMA-nya, yakni Ibu Hasri Ainun Besari pada 1962, lalu Habibie melanjutkan program doktoral dengan istrinya yang tinggal bersamanya di Jerman. Pada saat itu Habibie harus bekerja untuk membayar uang kuliah dan biaya kebutuhan rumah tangga. Semasa hidupnya beliau telah berkontribusi banyak bagi negara ini, membuat pesawat terbangRIpertama.